Minggu, 11 November 2012

Cerita Rakyat Sasak


KEDATUAN LANGKO

Gumi Sasak merupakan sebuah tempat bagi orang-orangSasak menggantungkan harapan dan kehidupannya. Di tanahtersebut, orang-orang Sasak melakukan serangkaian proseskehidupan dari generasi ke generasi dan melahirkan bagian-bagian penting yang harus diketahui oleh generasi mudanya. Kesuburantanahnya mampu menopang kehidupan orang-orang Sasak karenasumber air yang mengalir dari gunung Rinjani secara terus-menerus,sehingga menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang Sasak.
               Dari beberapa catatan dan informasi, asal-usul suku Sasak yang mendiami pulau Lombok adalah ras Mongoloid di AsiaTenggara. Penemuan situs sejarah yang paling penting untuk mengetahui kehidupan prasejarah di Gumi Sasak adalah penemuan benda-benda arkeologis di Gunung Piring, Truwai, kecamatan Pujutkabupaten Lombok Tengah. Adapun yang ditemukan adalah periuk utuh, kereweng, kerangka manusia, sisa kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Sumber informasi sejarah lainnya diperoleh daricerita-cerita rakyat, babad lontar dan peninggalan berupa makammaupun masjid. Pada saat ini pulau Lombok didiami oleh percampuran antara suku Sasak dengan suku-suku dari Jawa,Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Sebagiankecil lainnya terdapat masyarakat keturunan China dan Arab.
                Pada tahap selanjutnya, seiring dengan adanya berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran kepercayaan yangdisebut Boda. Boda bukanlah agama Budha tetapi bertumpu padaaanasir Animisme, Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme.Oleh sebab itu, pemujaan dan penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal lainnya merupakan fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda. Sementara agama Budha dan Hindumenjadi anutan nenek moyang suku Sasak setelah mereka berada di bawah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan yang meliputiseluruh wilayah nusantara.
                    Pada tahap selanjutnya, seiring dengan adanya berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran kepercayaan yangdisebut Boda. Boda bukanlah agama Budha tetapi bertumpu padaaanasir Animisme, Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme.Oleh sebab itu, pemujaan dan penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal lainnya merupakan fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda. Sementara agama Budha dan Hindumenjadi anutan nenek moyang suku Sasak setelah mereka berada di bawah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan yang meliputiseluruh wilayah nusantara.    
            Sebagian besar penduduk Gumi Sasak adalah pemeluk agamaIslam, sisanya penganut agama Hindu, Budha dan sebagian kecil beragama Kristen. Kehidupan antar umat beragama berjalan rukundan damai. Kegairahan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragama terlihat dalam membangun tempat peribadatan, sehinggahampir di seluruh tempat di pulau Lombok terdapat masjid. Itulahsebabnya pulau Lombok dikenal juga sebagai Pulau Seribu Masjid .
                Sebelum penyebaran agama Islam datang ke pulau Lombok,masyarakat Lombok percaya akan adanya roh-roh nenek moyang,kepercayaan ini disebut animisme. Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib, kepercayaan inidisebut dinamisme. Agama Islam berkembang dengan cepat di GumiSasak karena menggunakan pendekatan tasawuf dalam penyebarannya. Ajaran Islam tasawuf menjadi suatu ketertarikanutama bagi masyarakat suku Sasak karena pada umumnya ajaran inimengajarkan dimensi mendalam dalam pemahaman ketuhanan dankeagamaan. Ajaran Tasawuf ini pulalah yang kemudian menjadiacuan umum dalam membentuk sikap dan tindakan (perilaku)masyarakat Sasak. Di sisi lain pemahaman yang belum mendalamdan adanya pengaruh Hindu memunculkan Islam Wetu Telu. IslamWetu Telu merupakan sinkretisme (gabungan) dari ajaran Islam dan Hindu.
        Di dalam babad dan lontar, disebutkan beberapa kerajaanyang pernah ada di pulau Lombok. Diantaranya adalah: kerajaanDesa Lae', Suwung, Pamatan, Selaparang, Lombok, Mumbul,Pemokong, Bayan, Sokong, Langko, Penjanggik, Parwa, Kedaro,Karangasem Lombok (Singasari) dan Mataram. Beberapa kerajaanlainnya meliputi desa-desa (wilayah) kecil yang disebut Kedatuan.
          Di masa lalu, kehidupan masyarakat suku Sasak berada di bawah tekanan kaum penjajah (kerajan Bali, Belanda dan Jepang)dalam waktu yang sangat lama. Hal yang patut disyukuri kemudianadalah diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia padatanggal 17 Agustus 1945. Dalam prosesnya, negara baru Republik Indonesia terus mengalami berbagai, perubahan bentuk negara,hingga akhirnya kembali lagi ke dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 15 Agustus 1950. Kedua peristiwa itu merupakan tonggak penting dimana masyarakat Sasak mampu berdiri sebagai manusia-manusia merdeka seperti anak  bangsa lainnya.

A.BERDIRINYA KEDATUAN LANGKO


1.Prabu Anom Menjatuhkan Hukuman Mati

Pada pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya, rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa, dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalamnaskah Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalahSelaparang) tarcantum bahwa sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam, bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut ilmu pengetahuan.Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan ketentuanhukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota).
Suatu ketika, saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji (Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang permaisuri. Hukum harusditegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman matikepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patihtidak kuasa dan tiada mampu menjalankannya. Akhirnya oleh PatihSingarepa, Raden Mas Panji diseberangkan ke Alas dan dititipkepada salah seorang Demung Alas yang menjadi sahabatnya. Itulahsebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar Negaraartinya meninggalkan negaranya). Sekembalinya Patih Singarepamenjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang dititahkan.
Raja Prabu Anom pun menangis sedih karena sangatsayangnya kepada sang putra mahkota.

2.Pedukuhan Tembeng
Setelah wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepameminta kembali Raden Mas Panji Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingiPangeran Raden Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebutkemudian berubah menjadi pedukuhan yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.
Raden Mas Panji Tilar Negara dikawinkan dengan puteriPatih Singarepa. Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera, yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra tersebut memiliki sifat dankegemaran yang bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar mengumpulkan berbagai macam senjata.
Ketika Raden Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala. Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkan senjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan perselisihanantara keduanya. Raden Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangunmasjid dan pasar. Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadiKedatuan Langko dengan Raden Terunajaya sebagai pemimpinnya.

B.BERKEMBANGNYA KEDATUAN LANGKO

Raden Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan Tembeng. Teknik  penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi, kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam kepada kakaknya.
Pada tengah malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah. Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar di Lombok Timur sekarang.
Selain menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langkodi bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).


C.MENYAMBUNG TALI PERSAUDARAAN

Setelah menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden Terunajayamempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, RadenNatadiraja, RadenAjiwayahdan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat) orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda Supadan dan Denda Supayang.
Patih Singarepa menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya dengan keempat putri dari RadenPringganala, Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan Kerajaan Langko dan Praubanyar.
Keempat pasangan tersebut adalah:
- Raden Ajiundak beristrikan Denda Supayang.
- Raden Ajiwayah beristri Denda Supadan.
- Raden Natawijaya beristri Denda Suparah.
- Raden Putra beristri Denda Suparta.

D.KERUNTUHAN KEDATUAN LANGKO

Raden Ajiwayah diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar