KEDATUAN LANGKO
Gumi Sasak
merupakan sebuah tempat bagi orang-orangSasak menggantungkan harapan dan
kehidupannya. Di tanahtersebut, orang-orang Sasak
melakukan serangkaian proseskehidupan dari
generasi ke generasi dan melahirkan bagian-bagian penting yang harus
diketahui oleh generasi mudanya. Kesuburantanahnya mampu menopang kehidupan
orang-orang Sasak karenasumber air yang mengalir dari gunung Rinjani secara
terus-menerus,sehingga menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang Sasak.
Dari beberapa catatan dan
informasi, asal-usul suku Sasak yang mendiami pulau Lombok adalah ras
Mongoloid di AsiaTenggara. Penemuan situs sejarah yang paling penting
untuk mengetahui kehidupan prasejarah di
Gumi Sasak adalah penemuan benda-benda
arkeologis di Gunung Piring, Truwai, kecamatan Pujutkabupaten Lombok Tengah.
Adapun yang ditemukan adalah periuk utuh, kereweng, kerangka manusia, sisa
kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Sumber informasi sejarah
lainnya diperoleh daricerita-cerita rakyat, babad lontar dan peninggalan berupa
makammaupun masjid. Pada saat ini pulau Lombok didiami oleh percampuran antara suku Sasak dengan
suku-suku dari Jawa,Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara.
Sebagiankecil lainnya terdapat masyarakat keturunan China dan Arab.
Pada tahap selanjutnya, seiring
dengan adanya berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran
kepercayaan yangdisebut Boda. Boda bukanlah agama
Budha tetapi bertumpu padaaanasir Animisme,
Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme.Oleh sebab itu, pemujaan dan
penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal lainnya merupakan
fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda. Sementara agama
Budha dan Hindumenjadi anutan nenek moyang
suku Sasak setelah mereka berada di bawah kekuasaan Sriwijaya dan
Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya
dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan yang meliputiseluruh wilayah
nusantara.
Pada tahap selanjutnya, seiring dengan adanya
berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran kepercayaan yangdisebut
Boda. Boda bukanlah agama Budha tetapi bertumpu padaaanasir Animisme, Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme.Oleh sebab
itu, pemujaan dan penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal
lainnya merupakan fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda.
Sementara agama Budha dan Hindumenjadi
anutan nenek moyang suku Sasak setelah mereka berada di bawah
kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan
yang meliputiseluruh wilayah nusantara.
Sebagian besar
penduduk Gumi Sasak adalah pemeluk agamaIslam, sisanya penganut agama Hindu, Budha dan sebagian
kecil beragama Kristen. Kehidupan antar umat beragama berjalan rukundan
damai. Kegairahan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragama
terlihat dalam membangun tempat peribadatan, sehinggahampir di seluruh tempat di pulau Lombok terdapat masjid. Itulahsebabnya
pulau Lombok dikenal juga sebagai Pulau Seribu Masjid .
Sebelum penyebaran agama Islam
datang ke pulau Lombok,masyarakat Lombok percaya akan adanya roh-roh nenek
moyang,kepercayaan ini disebut animisme. Selain itu, masyarakat
juga percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib, kepercayaan
inidisebut dinamisme. Agama Islam berkembang dengan cepat di GumiSasak karena
menggunakan pendekatan tasawuf dalam penyebarannya.
Ajaran Islam tasawuf menjadi suatu ketertarikanutama bagi masyarakat suku Sasak karena pada umumnya ajaran
inimengajarkan dimensi mendalam dalam pemahaman ketuhanan dankeagamaan. Ajaran
Tasawuf ini pulalah yang kemudian menjadiacuan umum dalam membentuk sikap dan
tindakan (perilaku)masyarakat Sasak. Di sisi lain pemahaman yang belum
mendalamdan adanya pengaruh Hindu memunculkan Islam Wetu Telu. IslamWetu
Telu merupakan sinkretisme (gabungan) dari ajaran Islam dan Hindu.
Di dalam
babad dan lontar, disebutkan beberapa kerajaanyang pernah ada di pulau Lombok.
Diantaranya adalah: kerajaanDesa Lae', Suwung, Pamatan, Selaparang, Lombok,
Mumbul,Pemokong, Bayan, Sokong, Langko, Penjanggik, Parwa,
Kedaro,Karangasem Lombok (Singasari) dan
Mataram. Beberapa kerajaanlainnya meliputi desa-desa (wilayah) kecil yang
disebut Kedatuan.
Di masa
lalu, kehidupan masyarakat suku Sasak berada di bawah tekanan kaum
penjajah (kerajan Bali, Belanda dan Jepang)dalam waktu yang sangat lama. Hal
yang patut disyukuri kemudianadalah diproklamasikannya kemerdekaan Republik
Indonesia padatanggal 17 Agustus 1945. Dalam prosesnya, negara baru
Republik Indonesia terus mengalami berbagai, perubahan bentuk
negara,hingga akhirnya kembali lagi ke dalam bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) pada tanggal 15 Agustus 1950. Kedua peristiwa itu merupakan tonggak penting dimana masyarakat
Sasak mampu berdiri sebagai manusia-manusia merdeka seperti
anak bangsa lainnya.
A.BERDIRINYA
KEDATUAN LANGKO
1.Prabu Anom
Menjatuhkan Hukuman Mati
Pada
pertengahan abad ke XVI M, Selaparang mencapai puncak kejayaannya,
rakyatnya hidup tenang dan damai, antara satudesa,
dukuh dengan desa, serta dukuh yang lainnya, hidup dalamnuansa persaudaraan, hukum Islam dijalankan secara murni. Dalamnaskah
Kotaragama yang berisi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di
kerajaan Surya Alam (kerajaan yang dimaksudkan adalahSelaparang) tarcantum bahwa
sifat seorang raja harus selalu berpedoman pada syariat agama Islam,
bersedekah (sosial), memberi pengayoman, tidak ingkar (disiplin), menuntut
ilmu pengetahuan.Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan
ketentuanhukum Islam meskipun pada anaknya sendiri; (putra mahkota).
Suatu ketika,
saat sedang berjalan, di halaman, secara tidak sengaja permaisuri raja bersenggolan dengan Raden Mas Panji
(Ntramahkota). Raden Mas Panji kemudian
memukul kaki ibu tirinya dan peristiwa itu menyebabkan kematian sang
permaisuri. Hukum harusditegakkan, maka raja memanggil seluruh pembesar
kerajaan untuk memutuskan hukuman. Prabu Anom memberikan hukuman
matikepada putra mahkota tercinta. Prosesi hukuman mati kepada putramahkota
dipercayakan kepada Patih Singarepa, tetapi sang patihtidak kuasa dan tiada
mampu menjalankannya. Akhirnya oleh PatihSingarepa, Raden Mas Panji
diseberangkan ke Alas dan dititipkepada salah seorang Demung Alas yang menjadi
sahabatnya. Itulahsebabnya bergelar Raden Mas Panji Tilar Negara (Tilar
Negaraartinya meninggalkan negaranya).
Sekembalinya Patih Singarepamenjalankan tugas kemudian disampaikan kepada sang
raja bahwa prosesi telah dilaksanakan sebagaimana petunjuk yang
dititahkan.
Raja Prabu Anom
pun menangis sedih karena sangatsayangnya kepada sang putra mahkota.
2.Pedukuhan
Tembeng
Setelah
wafatnya Prabu Anom kemudian Patih Singarepameminta kembali Raden Mas Panji
Tilar Negara untuk kembali keSelaparang. Patih Singarepa menyampaikan bahwa
sebelummeninggal baginda mewasiatkan Raden Mas Pamekel sebagai pemegang
tahta kerajaan. Mengetahui kejadian itu, Raden Mas Panjimenerima keputusan
dengan ikhlas dan merelakan adiknyamenduduki tahta kerajaan. Setelah sampai di
Lombok, Raden MasPanji Tilar Negara tidak ke Selaparang supaya adiknya mendapatkanketenangan
dalam memimpin kerajaan. la kemudian membuat pemukiman
di Hutan Saba di atas Gunung Tembeng (sebelah selatanKopang sekarang). Patih Singarepa dengan setia mendampingiPangeran Raden
Mas Panji Tilar Negara. Pemukiman tersebutkemudian berubah menjadi pedukuhan
yang disebut PedukuhanTembeng. Penduduknya hidup dengan tenang dan damai.
Raden Mas Panji Tilar Negara
dikawinkan dengan puteriPatih Singarepa.
Dalam perkawinannya itu, Raden Mas Panjimemperoleh dua orang putera,
yaitu Raden Pringganala dan RadenTerunajaya. Setelah dewasa kedua putra
tersebut memiliki sifat dankegemaran yang
bertolak belakang: Raden Pringganala sangat gemar mengumpulkan dan
memelihara berbagai jenis burung, sementaraRadon Terunajaya sangat gemar
mengumpulkan berbagai macam senjata.
Ketika Raden
Mas Panji Tilar Negara meninggal dunia, beliau dimakamkan di daerah
Tembeng. Sedangkan pemimpin pedukuhan digantikan oleh Raden Pringganala.
Suatu hari RadenTerunajaya menasehati kakaknya supaya mau ikut mengumpulkan senjata, akan tetapi ditolak sehingga menimbulkan
perselisihanantara keduanya. Raden
Pringganala kemudian mengusir RadenTerunajaya dari Tembeng. Raden Terunajaya
pun meninggalkanPedukuhan Tembeng dan membuat pemukiman di hutan Lengkukun.Di
pemukiman tersebut beliau beserta para pengikutnya membangunmasjid dan pasar.
Pemukiman inilah yang kemudian berubah menjadiKedatuan Langko dengan Raden
Terunajaya sebagai pemimpinnya.
B.BERKEMBANGNYA
KEDATUAN LANGKO
Raden
Terunajaya berniat hendak memberikan pelajarankepada kakaknya akan arti
pentingnya persenjataan. Makadisusunlah rencana penyerangan ke pedukuhan
Tembeng. Teknik penyerangan diserahkan sepenuhnya ke Patih
Singarepa. Strategiyang digunakan sangat sederhana yaitu mengumpulkan
semuawanita, anak-anak, orang dewasa sebagai pembawa hewan piaraanseperti sapi,
kambing, kerbau, kuda dan lain-lain. Sebagai lapisanterakhir adalah pasukan
bersenjata lengkap dengan bedil, tombak, panah dan sebagainya. Strategi
ini dilakukan karena RadenTerunajaya memang tidak menginginkan adanya korban
jiwa. Hal ini juga sebagai rasa hormat dan sayang masih sangat mendalam
kepada kakaknya.
Pada tengah
malam semua pasukan harus segeradiberangkatkan
agar tiba di pintu gerbang Tembeng. PedukuhanTembeng
dikuasai tanpa adanya perlawanan yang berarti. RadenPringganala pun menyerah.
Beliau beserta para pengikutnya yangsetia disarankan untuk pergi dari Tembeng
dan mencari pemukiman baru. Mereka pun mendirikan perkampungan Praubanyar
di Lombok Timur sekarang.
Selain
menaklukan pedukuhan Tembeng, Kedatuan Langkodi
bawah pimpinan Patih Singarepa dan Patih Singaulung jugamenaklukan Kedaro (kerajaan Kedaro).
C.MENYAMBUNG
TALI PERSAUDARAAN
Setelah
menguasai Tembeng, maka Kedatuan Langkosemakin luas dan meningkat menjadi
kerajaan. Raden Terunajayamenjadi rajanya dan bergelar Prabu Langko. Raden
Terunajayamempunyai empat orang putera yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama: Raden Putra, RadenNatadiraja, RadenAjiwayahdan RadenAjiundak. Sementara itu diberitakan juga
bahwa sangkakak Raden Pringganala di Praubanyar juga sudah mempunyai 4(empat)
orang putri yang masing-masing bernama: Denda Suparta,Denda Suparah, Denda
Supadan dan Denda Supayang.
Patih Singarepa
menyarankan agar menyambung kembali persaudaraan yang lama terputus dengan
jalan mengawinkankeempat putra Raden Terunajaya
dengan keempat putri dari RadenPringganala,
Anjuran tersebut diterima dengan lapang dada.Akhirnya bertautlah persaudaraan
Kerajaan Langko dan Praubanyar.
Keempat
pasangan tersebut adalah:
- Raden
Ajiundak beristrikan Denda Supayang.
- Raden
Ajiwayah beristri Denda Supadan.
- Raden
Natawijaya beristri Denda Suparah.
- Raden Putra
beristri Denda Suparta.
D.KERUNTUHAN
KEDATUAN LANGKO
Raden Ajiwayah
diangkat sebagai putra mahkota danmenggantikan Raden Terunajaya sebagai Prabu
Langko. Kemudianraja ini mempunyai anak bernama Raden Suryanata. RadenTerunajaya dan Path Singarepa meninggal dan dimakamkan diLangko. Pada masa kekuasaan Raden Ajiundak
pemerintahansemakin mundur sehingga penyerangan Karangasem yang bergabungdengan
Arya Banjar Getas tidak dapat ditangkal. Akhirnya kerajaanLangko pun menyerah
kalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar